Breaking News

PKL di Alun-alun Sumedang Akan Dipindahkan 24 Desember

[caption id="attachment_1332" align="alignleft" width="300"]Alun-alun Sumedang (sumber:www.faktarakyat.com) Alun-alun Sumedang (sumber:www.faktarakyat.com)[/caption]

SUMEDANG -Para PKL (pedagang kaki lima) yang menetap dan yang berjualan Sabtu- Minggu (pasar kaget) di kawasan Alun-alun Sumedang, akan dipindahkan 24 Desember nanti.


Untuk PKL yang menetap sebanyak 30 pedagang, akan dipindahkan di depan Tahura (Taman Hutan Rakyat) Gunung Kunci, Kec. Sumedang Selatan.


Sementara PKL pasar kaget sebanyak 220 pedagang, akan dipindahkan ke Lapang Pacuan Kuda di Kec. Sumedang Utara.


“Kedua tempat relokasi itu sudah ditetapkan melalui keputusan bupati. Dengan pemindahan para pedagang, nantinya kawasan Alun-alun sebagai fasilitas publik akan bersih dari PKL,” ujar Kepala Bidang Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman (KPP), Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kab. Sumedang, Erwin ketika ditemui di kantornya, Kamis (14/11/2013).


Menurut dia, proses pemindahan para PKL di kawasan Alun-alun, sudah beberapa kali disosialisasikan kepada para pedagang diwakili kelompoknya masing-masing.


Kelompok tersebut, yakni Kompas (Komunitas Pedagang Alun-alun Sumedang) mewadahi PKL yang menetap di Alun-Alun. Sedangkan Himpedal (Himpunan Pedagang Alun-alun) mewadahi PKL pasar kaget.


“Sosialisasinya melibatkan muspika (musyawarah pimpinan kecamatan), Satpol PP dan dinas terkait. Untuk PKL pasar kaget sudah menyatakan secara tertulis bersedia dipindahkan ke Lapang Pacuan Kuda, lengkap dengan tanda tangan di atas materai. Begitu juga PKL yang menetap, sebagian besar setuju. Sampai sekarang, kita terus mengintensifkan sosialisasi kepada para pedagang,” kata Erwin.


Untuk pemindahan PKL yang menetap, kata dia, kini tengah dilakukan pematangan lahan untuk penempatan lapak para pedagang. Lapaknya akan dibangun oleh pemda. Bentuknya akan diseragamkan dan desainnya dirancang oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU).


Fasilitas lainnya, akan disediakan MCK (mandi, cuci, kakus) dan tong sampah. Anggaran pembangunannya dari CSR (corporate social responsibility) Bank Jabar.


“Walaupun sekarang suasananya sepi, nanti setelah PKL pindah secara bertahap akan ramai. Selain banyak pengunjung ke wisata alam Tahura Gunung Kunci, juga akan banyak kendaraan yang parkir karena lokasinya berada di lintasan jalur Bandung-Cirebon,” tuturnya.


Hanya saja, untuk pemindahan PKL pasar kaget ke Lapang Pacuan Kuda, pemda belum bisa membangunkan lapak para pedagang karena anggarannya terbatas. Pemda baru bisa meratakan tanah di lintasan pacuan kuda, membangun MCK serta memasang PJU (Penerangan Jalan Umum).


“Kalau para pedagang sudah pindah ke Lapang Pacuan Kuda, akan diramaikan berbagai hiburan pentas kesenian serta budaya. Bahkan di sana sedang dibangun gedung kesenian oleh Disbudparpora sehingga suasananya tambah ramai,” kata Erwin.


Ditanya penyediaan lahan di Tahura Gunung Kunci ada penebangan pohon dan pengikisan tebing bukit, Erwin tak memungkiri ada 6 pohon yang ditebang termasuk pengikisan tebing bukit. Akan tetapi, hal itu dinilai tidak melanggar ketentuan.


Selain penebangan pohonnya sudah memperoleh izin dari UPTD Tahura Gunung Kunci –Gunung Palasari, Dishutbun Kab. Sumedang, juga bertujuan untuk kepentingan masyarakat pedagang.


“Jadi bukan merusak, justru membantu perekonomian pedagang kecil. Terlebih pengelolaan Tahura Gunung Kunci sudah diserahkan dari Perhutani ke Dishutbun, sehingga pengelolaannya menjadi kewenangan pemda,” ujarnya. (A-67/A-89)



Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/node/258619