Breaking News

Gelaran Festival Prabu Geusan Ulun Berlangsung Meriah

Sumedang - Penyelenggaraan Gelar Budaya Daerah tahun 2013 (Festival Prabu Geusan Ulun) di Alun-alun Sumedang, Jln. Prabu Geusan Ulun, berlangsung meriah.


Gelar budaya yang dibuka secara resmi oleh Sekda Kab. Sumedang, Drs. H. Zaenal Alimin M.M., mewakili Wakil Bupati Sumedang H. Ade Irawan, Sabtu (23/11/2013) itu, ditonton ribuan masyarakat dan wisatawan lokal.


Mereka sejak pagi sudah menyemut bahkan berjubel di Alun-alun Sumedang, untuk menyaksikan langsung berbagai pertunjukan seni dan budaya dalam festival tersebut.


Masyarakat begitu antusias saat menonton pertunjukan kesenian tari tradisional Sumedang yang menggambarkan Prabu Geusan Ulun sebagai Raja Sumedang Larang mengenakan Mahkota Binokasih peninggalan Raja Pajajaran.


Dengan menggunakan mahkota tersebut, Prabu Geusan Ulun secara resmi dinobatkan sebagai penerus kekuasaan Kerajaan Pajajaran. Kesenian tari tradisional Sumedang itu, menyedot perhatian masyarakat, para pejabat Pemkab Sumedang serta tamu undangan penting lainnya.


Setelah itu, acara dilanjutkan pada Helaran Seni Budaya Daerah. Helaran tersebut, dimeriahkan dengan arak-arakan Kereta Naga Paksi yang dikawal pasukan Kerajaan Sumedang Larang.


Puluhan praja IPDN Jatinangor, ikut ambil bagian dalam helaran tersebut dengan menampilkan kesenian rampak kendang dan antraksin lainnya. Tepuk tangan mewarnai pertunjukan itu hingga membuat suasana helaran begitu meriah.


Helaran makin semarak dengan penampilan kesenian dari beberapa daerah di Jawa Barat, seperti Purwakarta, Subang dan Garut. Masyarakat sangat terhibur dengan pertunjukan kesenian ketangkasan adu domba dari Garut.


Dua boneka domba ukuran besar yang di dalamnya dimainkan beberapa orang (seperti kesenian barongsai), begitu lucu ketika beradu. Tak pelak, kesenian khas dari kota dodol itu mengundang gelak tawa dari penonton.


Tak kalah menarik dengan pertunjukan kesenian Kuda Renggong yang merupakan salah satu kesenian khas Sumedang. Tarian kuda renggong dengan atraksinya, tak luput dari perhatian ribuan penonton hingga mereka sangat terhibur.


Hari pertama pembukaan Festival Prabu Geusan Ulun itu, berlangsung meriah dan semarak. Dalam festival itu pun, diisi dengan kegiatan pameran hasil kerajinan ekonomi kreatif khas Sumedang, seperti produk batik tradisional kasumedangan, kerajinan dan alat musik tradisional dari bambu, wayang golek dan berbagai makanan kuliner khas Sumedang.


“Acara helaran dan karnaval yang eksotik ini, sebagai upaya untuk melestarikan seni dan budaya daerah sebagai bagian dari budaya nasional. Dalam festival ini, ada 9 varian pertujukan kesenian daerah yang ditampilkan setiap malamnya. Acara gelar budaya daerah ini, akan berlangsung empat hari empat malam,” kata Ketua Panitia Penyelenggara “Gelar Budaya Daerah tahun 2013 (Festival Prabu Geusan Ulun)” yang juga Kepala Disbudparpora Kab. Sumedang, Drs. Herman Suryatman, M.Si., di Alun-alun Sumedang, Sabtu (23/11/2013).


Dalam sambutannya, Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung (BPNBB), Kemendikbud, Drs. Toto Sucipto mengatakan, penyelenggaraan acara tersebut sebagai wujud komitmen BPNBB yang didukung Pemkab Sumedang dan pihak lainnya dalam melestarikan seni dan budaya daerah di Jawa Barat, khususnya di Sumedang sebagai bagian dari budaya Indonesia.


“Gelaran seni dan budaya daerah ini tak hanya dipertujukan pada acara seremonial saja, melainkan harus digali, diangkat dan dilestarikan oleh semua masyarakat. Sebab, seni dan budaya daerah ini dapat menjaga persatuan dan kesatuan sekaligus membangun karakter bangsa. Oleh karena itu, berbagai potensi kesenian dan kebudayaan daerah termasuk di Sumedang, harus terus dipupuk dan dilestarikan,” ujarnya.


Disela acara itu, Sekda Kab. Sumedang Drs. Zaenal Alimin, M.M., mengatakan, semangat dari gelaran festival tersebut, sekaligus dicanangkan “Gerakan Pembangunan Sumedang Nyunda” sebagai bagian dari visi Kab. Sumedang “Senyum Manis” (Sejahtera, Nyunda, Maju, Mandiri, Agamis).


“Pencanangan ini, kami tindaklanjuti dengan beberapa kebijakan, seperti penggunaan Bahasa Sunda sebagai bahasa pengantar di lingkungan Pemkab Sumedang, penggunaan pakaian adat sunda dan batik kasumedangan pada hari-hari tertentu serta pemanfaatan makanan tradisional sunda sebagai menu konsumsi dalam setiap rapat kedinasan,” kata Zaenal Alimin. (A-67/A-89)



Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/node/259847