Breaking News

BLH Sumedang Meneliti Baku Mutu Kebersihan Air

logo-sumedangSUMEDANG - Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kab. Sumedang tengah meneliti baku mutu kebersihan air. Penelitian tersebut, meliputi baku mutu air sumur di sekitar TPSA (Tempat Pembuangan Sampah Akhir) Cibeureum di Kec. Cimalaka, air sungai yang tercemar limbah produksi tahu serta air sumur di wilayah perkotaan Sumedang. Penelitian itu dilakukan karena menjadi bagian dari penilaian piala Adipura tahun ini.


“Terlebih sampai sekarang kita belum memiliki data valid tentang baku mutu kebersihan air di tiga lokasi tersebut. Tak dipungkiri, ketiadaan data itu menjadi salah satu kekurangan kita dalam penilaian Adipura tahun sebelumnya,” ujar Kepala Bidang Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman (KPP), BLH Kab. Sumedang, Erwin dihubungi di Sumedang, Minggu (17/11/2013).


Selain melakukan penelitian baku mutu air, kata dia, BLH pun sedang melakukan pemantauan kebersihan di sejumlah titik lokasi penilaian Adipura. Jumlah lokasi penilaiannya sebanyak 31 titik yang ada di kawasan perkotaan Sumedang. Lokasi itu, di antaranya di lingkungan perumahan, jalan protokol, sekolah, pasar tradisional, terminal dan taman kota. Penilaian tersebut tergolong penilaian dari segi aspek fisik. Sementara non fisik, terkait partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. “Penilaiannya mulai minggu depan,” kata Erwin.


Menurut dia, penilaian Adipura dilakukan tim penilai gabungan dari Pemprov Jabar dan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). Tim penilai langsung turun ke lapangan untuk menilai sejauhmana tingkat kebersihan lingkungan di sejumlah lokasi yang sudah ditentukan. Wilayah penilaiannya hanya mencakup di kawasan perkotaan Sumedang, sehubungan kategori penilaiannya Sumedang sebagai kota kecil. “Kedatangan tim ke Sumedang tidak akan diberitahukan atau bersifat rahasia. Hal itu, untuk menjaga objektivitas penilaiannya. Kalau sudah melakukan penilaian, baru lah tim berkoordinasi dengan kita,” ujar Erwin.


Lebih jauh ia menjelaskan, piala Adipura dinilai hanya sebatas penghargaan pemerintah pusat kepada daerah yang berhasil menjaga kebersihan lingkungan. Justru target yang paling penting, membangun kesadaran masyarakat agar menjaga kebersihan di tempatnya masing-masing. Selain itu, membiasakan pola hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari.


“Bagi kami, itu yang paling penting. Kalau piala Adipura hanya bagian kecil saja. Bahkan kita ingin mengulangi sejarah, dulu Sumedang mendapat julukan kota buludru atau kota bersih dari Presiden Soekarno. Untuk mencapainya, perlu dukungan dan dorongan seluruh masyarakat Kab. Sumedang. Tanpa masyarakat, mustahil bisa terwujud,” ujar Erwin. (A-67A-147)



Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/node/258833