Sekolah Islam Terpadu, Biar Mahal Jadi Alternatif
Sumedang – Sekolah Dasar (SD) dengan konsep
Islam Terpadu sedang favorit. Meski para orang tua yang berminat
menyekolahkan anaknya ke sekolah itu harus merogoh kocek cukup dalam,
mereka menganggap itu tak masalah.
Dari 606 SD di Kabupaten Sumedang, baru tujuh SD menerapkan konsep
pembelajaran Islam Terpadu (IT). Tak hanya tingkat SD, sejumlah sekolah
yang tergabung dalamJaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) juga sudah
menerapkan pola serupa di tingkat sekolah menengah pertama (SMP).
Tapi tentunya, semua sekolah tersebut dikelola pihak swasta. Tak
heran, dibandingkan sekolah negeri sekolah yang menerapkan sistem
pembelajaran Islam Terpadu biayanya lebih tinggi. Seperti halnya SD IT
Insan Sejahtera di Kampung Toga, Desa Sukajaya, Sumedang Selatan.
Sekolah yang berdiri pada 2009 dan kini mempunyai peserta didik
sebanyak 158 murid. Sumbangan pendidikan bulanan sekolah ini Rp100 ribu
sampai dengan Rp250 ribu. Sedangkan dana sumbangan pendidikan pada
pertama kali masuk berikut dengan biaya administrasi, seragam sekolah,
dan uang praktikum sebesar Rp4 juta. Kendati begitu, ada juga SD IT yang
memasang harga lebih murah yaitu Rp500 ribu sampai Rp2 juta.
Memang, dengan biaya seperti itu saat ini peminat SD IT masih
didominasi kalangan menengah ke atas. Bagi masyarakat kelompok ini, soal
biaya dianggap bukan masalah selama sebanding dengan tingkat
perkembangan anak didiknya. Tak heran, setiap tahun ajaran baru jumlah
peminatnya terus meningkat.
Keunggulan sistem pembelajaran sekolah Islam Terpadu, seperti
dijelaskan Wakil Kepala Sekolah SD Insan Sejahtera, dijelaskan Idam
Nurfatwa adalah memadukan kurikulum nasional dengan pelajaran dan
kehidupan Islam. Dengan konsep itu, secara teknis setiap hari materi
yang diberikan kepada siswa selalu ditambah materi pembelajaran dari
sudut pandang Islam.
Dengan begitu, kata Idam, peserta didik selain mendapat materi ilmu
umum juga menerima materi tambahan berupa tinjauan ilmu tersebut dari
sudut pandang keislaman. Karena itu, tentu saja di SD IT hafalan Alquran
berikut pemahamannya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pelajaran
umum lainnya.
Dengan waktu belajar sebanyak 7 jam, murid di SD IT diajarkan
kurikulum nasional yang dipadukan dengan pengetahuan Islam, belajar
Alquran, muatan lokal seperti bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Sunda,
dan ekstrakurikuler seperti angklung, silat, kaligrafi, futsal, dan
pramuka.
Idam menambahkan, semua sekolah Islam Terpadu tergabung dalam
Jaringan Sekolah Islam Terpadu yang berpusat di Kota Bandung. Ini
dianggap perlu sebagai upaya menjaga standar agar dalam pelaksanaannya
tetap menjaga keterpaduan pelajaran sekolah dan kehidupan atau
pengetahuan islamnya.
Karena dianggap sudah mencakup semua materi pelajaran yang dibutuhkan
anak, maka tak heran masyarakat tingkat menengah ke atas menjadikan
sekolah seperti itu sebagai pilihan.
“Sekolah ini sudah mencakup semuanya, ya pelajaran sekolahnya dan
juga pelajaran agamanya, bahkan sampai bisa menghafal Alquran, belum
lagi ekstrakurikulernya yang bisa membantu mengembangkan minat dan bakat
anak, jadi kita tak perlu cari-cari tempat lagi atau antar anak ke
tempat lain lagi,” kata Nelia Rossa (36), orang tua Gabriel Azka siswa
SD IT Insan Sejahtera.
Sumber : inilah.com via ucupr.com
Sumber : inilah.com via ucupr.com