Breaking News

Riswa Bawakan Perang Bharatayudha Tanpa Rasa Bosan

Riswa Bawakan Perang Bharatayudha Tanpa Rasa Bosan
DALANG muda Umar Darusman Sunandar saat mementaskan wayang golek dengan cerita “Bambang Irawan Palastra”.* (RETNO HERIYANTO/"PRLM)
Sumedang News, Sumedang - Fragmen kematian putera Raden Arjuna dari istrinya Dewi Palupi pada perang Bharatayudha berjudul “Bambang Irawan Palastra” merupakan cerita mengharu biru. Tapi di tangan dalang wayang golek Umar Darusman Sunandar (Riswa), malah sebaliknya penonton diajak tertawa terpingkal-pingkal.

Dalang muda pujaran (jebolan) Girihardja 3 dan dikenal sebagai dalang diacara “Pojok Si Cepot” di salah satu televisi, bukan hanya menunjukan kepiawaiannya sebagai dalang muda berbakat. Tapi olah suara saat memainkan Si Cepot dan Dawala mampu memupus anggapan kalau menonton wayang golek akan dihinggapi kebosanan.

“Menyaksikan wayang golek saya dijamin tidak akan membosankan karena lebih banyak tidak seriusnya dibandingkan seriusnya. Tapi ketidakseriusan saya mendalang harus diimbangi dengan honornya, tidak mungkin ngabodor tapi honornya sedikit,” ujar Riswa yang tentunya mengundang tawa dan tepuk tangan penonton yang memenuhi di Aula PSBJ Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjajaran, Jatinagor Kab. Sumedang, Kamis (13/6/2013).

Meski menggunakan bahasa Indonesia, tidak mengurangi gaya bahasa Riswa yang selalu apa adanya. Semisal ditantang menyanyikan lagu “Naik Delman” versi anak-anak, anak muda (ABG), orang dewasa dan orang tua, atau saat ditantang Dewala menerjemahkan bahasa Inggris, serta perbedaan mengucapkan kata bahasa Sunda dan Jawa yang pada bagian kata kurang pantas diplesetkan agar lebih sopan.

Sebelum mengakhir pertunjukan yang mulai pukul 9.30 WIB dan diakui Riswa baru pertamakali dilakukan tampil wayang Inul Daratista. Gerakan goyang pinggul yang membelakangi penonton sontak mengundang tawa dan teriakan.
Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/node/238557