Breaking News

Pelestarian Bahasa Sunda Baru Sekadar Wacana

Pelestarian Bahasa Sunda Baru Sekadar Wacana
MANTAN Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (2000-2004), Drs. I Gede Ardika, saat memberikan paparan pada acara seminar sehari menyongsong Wayang World Puppet Carnival 2013, bertempat di Aula PSBJ Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjajaran, Jatinagor Kab. Sumedang, Kamis (13/6/2013).* (RETNO HERIYANTO/"PRLM")
Sumedang News, Sumedang - Pemerintah daerah belum sepenuhnya melakukan penanganan secara serius untuk melestarikan seni budaya tradisional. Meski berbagai regulasi dikeluarkan untuk dilaksanakan tapi pemerintah dan bahkan pejabat sendiri tidak melaksanakan.

“Salah satu contoh mengenai bahasa daerah, dan di Jawa Barat ini khususnya bahasa Sunda. Ada aturan di lingkungan provinsi Jawa Barat pada waktu dan hari tertentu harus menggunakan bahasa daerah (Sunda), tapi para pejabat sendiri kalau pergi kedaeraj yang rata-rata masih menggunakan bahasa Sunda, jarang dan bahkan tidak pernah menggunakan bahasa Sunda saat berdialog dengan masyarakatnya,” ujar Mantan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (2000-2004), Drs. I Gede Ardika, pada acara seminar sehari menyongsong Wayang World Puppet Carnival 2013, bertempat di Aula PSBJ Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjajaran, Jatinagor Kab. Sumedang, Kamis (13/6/2013).

Padahal menurut Ardika, bila Pemprov serius dan memiliki komitmen yang jelas untuk menyelamatkan, melestarikan dan mengembangkan bahasa Sunda, ada banyak upaya-upaya yang dapat dilakukan mulai dari hal-hal terkecil. “Semisal dalam surat menyurat ataupun teks-teks aturan daerah menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa nasional dan bahasa daerah. Bahasa Sunda harus diberikan ruang yang luas penggunaannya, jangan hanya sekedar wacana,” ujar Ardika.
Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/node/238543