Breaking News

Warga Jatinangor "Hareudang"

Sumedang News, JATINANGOR (GM) - Aktivitas warung remang-remang (warem) di Jalan Raya Cadas Pangeran Atas (CPA), perbatasan Kec. Pamulihan dan Sumedang Selatan menuai protes warga Kab. Sumedang dan Jatinangor. Mereka mengaku gerah.

Keberadaan warem yang diduga kuat menjadi tempat transaksi bisnis esek-esek itu tidak memedulikan lingkungan sekitar.

"Aktivitas di CPA memang berbau esek-esek dan sudah berlangsung cukup lama. Ini jelas mencoreng nama baik Kab. Sumedang sebagai daerah agamis. Saya selaku warga Jatinangor berharap dinas terkait segera menertibkannya," kata Ny. Wiwin (40) kepada wartawan, Jumat (19/4).

Hal senada dikatakan Miftah (45), warga Kota Sumedang. Ia berharap dinas terkait segera turun tangan.

"Malu atuh, yang melintasi jalur Jalan Raya Cadas Pangeran tak hanya warga Kab. Sumedang. Warga dari luar Sumedang pun kerap menyaksikan pasangan yang bukan muhrimnya berduaan di warem," katanya.

Miftah mempertanyakan tindakan tegas aparat Pemkab Sumedang. Pemilik warem bisa dengan leluasa mendirikan bangunan semipermanen di lahan milik pemerintah.

Dikatakan, sejumlah pemilik warem mengaku mendirikan bangunan berkat sewa lahan ke KPH Perhutani Sumedang.

Ikon Sumedang

Dihubungi melalui telepon genggamnya, Ketua FPI Kab. Sumedang, K.H. Moch. Noor mengatakan, sejak awal pihaknya tidak setuju jika Cadas Pangeran yang merupakan ikon Sumedang dijadikan tempat mangkal pekerja seks komersial (PSK).

Seharusnya, katanya, Pemkab Sumedang mengawasi lokasi yang juga rawan longsor itu. Keberadaan bangunan d isana jelas menghambat sirkulasi air bawah tanah.

"Kami berharap ada kepedulian lintas komponen di Pemkab Sumedang dalam mengentaskan permasalahan yang sebenarnya, bukan hanya terkait masalah moral dan nama baik Sumedang saja," katanya.

Sumber : http://www.klik-galamedia.com/warga-jatinangor-hareudang