Seniman Tari Klasik Sumedang Minta Dorongan Pemkab Setempat
SUMEDANG, (PRLM).-Sejumlah seniman tari klasik meminta kepada Pemkab
Sumedang khususnya Dinas Kebudayaan, Kepariwisataan, Pemuda dan Olah
Raga (Disbudparpora) Kab. Sumedang, untuk mendorong pelestarian dan
pengembangan kesenian tari klasik.
Pasalnya, cikal bakal kesenian tari klasik hingga menasional berasal
dari Sumedang yang diciptakan oleh Maestro Raden Ono Lesmana
Kartadikusumah.
“Oleh karena itu, pemda harus membantu moril dan materil untuk
pelestarian dan pengembangannya. Apalagi Pemkab Sumedang memiliki
program Sumedang Puseur Budaya Sunda (SPBS), sangat relevan jika
kesenian tari klasik ini mendapatkan prioritas. Tanpa dukungan pemda,
pengembangannya tak akan berjalan optimal,” kata seniman tari klasik,
R. Husaeni Lesmana Kartadikusumah disela “Workshop Tari Klasik R. Ono
Lesmana Kartadikusumah” di gedung Srimanganti, Museum Prabu Geusan Ulun
(MPGU) Sumedang, Rabu (24/4).
Ia yang juga anak bungsu R. Ono Lesmana Kartadikusumah mengatakan,
kesenian tari klasik merupakan aset berharga milik Kab. Sumedang.
Terlebih perkembangannya sudah menasional bahkan merambah hingga ke
luar negeri. Tari klasik sempat dipertunjukan dalan gelaran acara di
Beijing, Cina, termasuk berbagai negara lainnya.
“Bapak saya sebagai penciptanya, mendapatkan penghargaan Satya
Lencana dari Presiden Soeharto tahun 1982 hingga disebut-sebut sebagai
maestro dari Sumedang. Perkembangan saat ini, tari klasik dimasukan
dalam mata kuliah di STSI dan UPI Bandung. Selain itu juga, dikursuskan
di beberapa daerah. Murid-muridnya sangat banyak yang tersebar di
beberapa daerah di Jawa Barat, khususnya Sumedang. Oleh karena itu,
sudah saatnya Disbudparpora mengangkat kesenian tari klasik ini menjadi
aset seni dan budaya Sumedang,” kata Husaeni.
Lebih jauh ia menjelaskan, kesenian tari klasik diciptakan R. Ono
Lesmana Kartadikusumah tahun 1924. Tari klasik yang diciptakan sebanyak
15 jenis tarian. Dari 15 tarian itu, 5 tarian di antaranya merupakan
tarian pokok, yakni Ekalaya, Gandamanah, Jakasona, Jayengrana dan
Gatotkaca. Dari kelima tarian pokok, tarian yang sangat terkenal dan
memiliki tingkat kesulitan tinggi yakni Jayengrana.
“Tari Jayengrana menggambarkan sebuah luapan kegembiraan kemenangan
perang. Tari ini memiliki tingkat kesulitan tinggi karena harus terjiwai
dan karakter penarinya pun harus cocok. Ciri khas tari klasik
menggambarkan karakter tarian dalam pewayangan,” ujar Husaeni.
Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/node/232385