Breaking News

Kualitas Jagung Cibugel Menurun


Kualitas Jagung Cibugel Menurun

Sumedang Newss, Cibugel - Petani Jagung di Kecamatan Cibugel merugi sampai 40 persen. Bahkan panen kali ini petani Jagung hanya balik modal juga sudah untung. Saat ini dari 100 bata lahan yang ditanami Jagung hanya bisa menghasilkan dua kuintal saja.

"Padahal panen sebelumnya minimal bisa mencapai di atas tiga kuintal," kata Oman Suherman, petani Jagung di Desa Buanamekar, Cibugel, Selasa (2/4/2013)

Menurutnya, keluhan yang sama juga disampaikan petani Jagung yang lainnya. "Setelah dihitung hasil panen tahun ini hanya cukup untuk balik modal saja," imbuh Oman.

Para petani mengaku menurunnya kualitas Jagung yang mengakibatkan produktivitas pun menurun karena faktor cuaca dan penggunaan pupuk yang tidak sesuai sehingga berakibat kadar asam di tanah sangat tinggi dan kualitas Jagung pun jelek.

Kondisi ini membuat petani Jagung di Cibugel saat ini lebih memilih untuk menjual Jagungnya dalam karung, dan dalam keadaan kering atau sudah dijemur. Menurut Oman, jika Jagung dipaksakan dijual dengan kualitas jelek maka akan dihargai sangat murah. "Jagung sekarang dijual setelah dijemur dan dijadikan pakan ternak serta tepung," kata Oman.

Para petani mengakui, pada musim ini hanya mampu menjual 7 kuintal Jagung yang sudah dikeringkan. Itu pun penjualan melalui tengkulak lokal. "Harga di tengkulak hanya diterima dengan harga Rp 2.700 per kilogram, tapi kalau sedang bagus mencapai Rp 3.000 per kilogram," timpal Dadang Cahyadi, petani Jagung asal Desa Sukaraja.

Jagung dijual karungan untuk pakan ternak ini merupakan siasat petani supaya bisa tetap bertahan daripada merugi. Cibugel yang merupakan dataran tinggi dan berbatasan dengan Garut, Jagung merupakan salah satu komoditas andalan. Hampir semua lahan di sana ditanami Jagung.-- Petani Jagung di Kecamatan Cibugel merugi sampai 40 persen. Bahkan panen kali ini petani Jagung hanya balik modal juga sudah untung. Saat ini dari 100 bata lahan yang ditanami Jagung hanya bisa menghasilkan dua kuintal saja.

"Padahal panen sebelumnya minimal bisa mencapai di atas tiga kuintal," kata Oman Suherman, petani Jagung di Desa Buanamekar, Cibugel, Selasa (2/4/2013)

Menurutnya, keluhan yang sama juga disampaikan petani Jagung yang lainnya. "Setelah dihitung hasil panen tahun ini hanya cukup untuk balik modal saja," imbuh Oman.

Para petani mengaku menurunnya kualitas Jagung yang mengakibatkan produktivitas pun menurun karena faktor cuaca dan penggunaan pupuk yang tidak sesuai sehingga berakibat kadar asam di tanah sangat tinggi dan kualitas Jagung pun jelek.

Kondisi ini membuat petani Jagung di Cibugel saat ini lebih memilih untuk menjual Jagungnya dalam karung, dan dalam keadaan kering atau sudah dijemur. Menurut Oman, jika Jagung dipaksakan dijual dengan kualitas jelek maka akan dihargai sangat murah. "Jagung sekarang dijual setelah dijemur dan dijadikan pakan ternak serta tepung," kata Oman.

Para petani mengakui, pada musim ini hanya mampu menjual 7 kuintal Jagung yang sudah dikeringkan. Itu pun penjualan melalui tengkulak lokal. "Harga di tengkulak hanya diterima dengan harga Rp 2.700 per kilogram, tapi kalau sedang bagus mencapai Rp 3.000 per kilogram," timpal Dadang Cahyadi, petani Jagung asal Desa Sukaraja.

Jagung dijual karungan untuk pakan ternak ini merupakan siasat petani supaya bisa tetap bertahan daripada merugi. Cibugel yang merupakan dataran tinggi dan berbatasan dengan Garut, Jagung merupakan salah satu komoditas andalan. Hampir semua lahan di sana ditanami Jagung.

Sumber  : http://www.tribunnews.com/2013/04/03/kualitas-jagung-cibugel-menurun