Breaking News

Kotoran Ternak, dari Biogas hingga Pupuk Organik

Kotoran Ternak, dari Biogas hingga Pupuk Organik
Sumedang News, Pamulihan - Sebanyak 1.050 ekor ternak sapi di Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan, Sumedang, bisa membuat desa itu mandiri energi. Di desa itu, kotoran sapi dimanfaatkan menjadi biogas.

Pemanfaatan kotoran sapi menjadi pupuk organik, memang belum dilakukan secara meluas di Sumedang. Namun,mengolah kotoran ternak menjadi sumber energi gas sudah dilakukan penduduk di Haurngombong. Desa ini bahkan mempunyai julukan desa mandiri energi karena sudah mampu menghasilkan energi alam atau biogas yang terbuat dari kotoran api.

Kepala Desa Haurngombong Adang mengatakan,pengolahan kotoran ternak menjadi biogas sudah dirintis sejak 2003. Namun,pengolahan maksimal baru dilakukan 2007 dengan bantuan dan dukungan dari Unpad. “Setiap kandang pasti punya instalasi untuk pengolahan biogas,” ujar Adang, beberapa waktu lalu.

Instalasi biogas ini, katanya, kemudian disambungkan ke rumah-rumah warga. Dari 1.500 KK di desa, 700 di antaranya rutin memanfaatkan teknologi ini.

Menurutnya, satu ekor sapi menghasilkan kotoran 20–25 kg yang kemudian dimanfaatkan untuk bahan biogas. Kebutuhan masak harian selama 3 jam bisa terpenuhi oleh 2-3 ekor ternak sapi. “Jumlah sapi yang ada di desa sekitar 1.050 ekor,” tuturnya.

Adang menambahkan penghematan bila menggunakan biogas cukup banyak. Misalnya, dalam seminggu 1 KK bisa menghabiskan 2 tabung elpiji ukuran 3 kg. Bila 1 tabung harganya Rp15 ribu, keluarga yang menggunakan biogas bisa menghemat Rp120.000 per bulan. “Sisa biogas pun bisa menjadi pupuk organik,” tuturnya.

Dari instalasi biogas, gas disalurkan ke rumah-rumah untuk kebutuhan dapur. Namun, ada pula yang menyambungkannya ke genset sehingga bisa menghasilkan listrik.

Di sisi lain, di Sumedang, pemanfaatan kotoran ternak untuk pupuk organik belum meluas dan merata. Namun kini, hal itu bisa meningkat karena salah satu pengusaha Sumedang yang biasa bergerak di bidang konstruksi sedang membutuhkan kotoran ternak dari para peternak sapi.

"Kami membutuhkan kotoran ternak dari para peternak untuk bahan pembuatan pupuk organik,tapi harus sedikit mengandung air dan tidak bercampur dengan rumput," kata Ukas.

Menurut pengusaha yang juga merupakan ayahanda dari diva Indonesia, Rossa, dirinya membutuhkan kotoran ternak karena dia sedang menjalin kerja sama dengan PT Pupuk Kujang untuk pembuatan pupuk organik.

"Tren pertanian penggunaan pupuk pada usaha pertanian di Indonesia adalah organik, jadi PT Kujang akan memproduksinya besar-besaran dengan bahan baku salah satunya didatangkan dari Sumedang sebagai kabupaten dengan jumlah peternak yang banyak," kata Ukas yang akan menampung kotoran ternak di Kecamatan Paseh.

Sumber : http://m.inilah.com/read/detail/1981634/kotoran-ternak-dari-biogas-hingga-pupuk-organik