Breaking News

Sumedang Fokus Benahi Ruang Terbuka Hijau


Sumedang Fokus Benahi Ruang Terbuka Hijau

Sumedang - Terciptanya ruang terbuka hijau (RTH) dan penataan PKL di kawasan Alun-alun Sumedang menjadi target pertama Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sumedang.

Keindahan dan kenyamanan kawasan Alun-alun Sumedang yang sudah memprihatinkan, menjadi fokus garapan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) pembenahannya. Selain mengembalikan keindahan, penataan juga untuk meningkatkan fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Sumedang.

Sejak Februari 2013, pusat kota Sumedang ini dialihkan kewenangan pengelolaannya secara menyeluruh kepada BLHD dari semula dikelola Bagian Umum Kesekretariatan Daerah Sumedang ketika Kantor Pemkab masih berada di seberang alun-alun atau di Jalan Prabu Geusan Ulun.

"Alun-alun kini menjadi garapan BLHD karenanya tempat inilah yang harus ditata dan dibenahi lagi fungsi RTH-nya, agar benar-benar bermanfaat," kata Kepala BLHD Sumedang Agus Sukandar, Minggu (24/3/2013).

Agus menuturkan, sedikit demi sedikit, beberapa PKL di bagian timur alun-alun atau di sisi yang tepat menjadi trotoarnya jalan protokol (Jalan Prabu Geusan Ulun) sekitar 10 gerobak PKL sudah diminta untuk tidak berjualan di lokasi tersebut. Kecuali Sabtu sore dan Minggu ketika ada pasar kaget.

Agus menjelaskan, toleransi yang sama juga diberikan kepada ratusan pedagang lainnya yang mengisi alun-alun setiap hari Minggu untuk diperbolehkan berjualan. Meski akibat pasar kaget atau pasar tumpah inilah, alun-alun semakin rusak, kotor, kusam, dan terpuruk.

Sementara puluhan gerobak pedagang di bagian utara (Jalan Pangeran Suryaatmadja) seberang Kantor DPRD Sumedang lanjut Agus, akan ditata dengan cara memangkas jajaran gerobak agar tidak terlalu menghabiskan ruas trotoar.

"Beberapa hal sudah kami atur dan tata sedikit demi sedikit, dan tentunya tidak akan sekaligus bisa berhasil karena kami melakukannya ingin dengan aman tanpa ada kontradiktif dari pedagang bahkan penolakan keras atau anarkis, dan akhirnya sedikit demi sedikit sudah tampak lengang jika siang hari dan pada setiap hari kerja," katanya.

Alun-alun Sumedang pernah ditata pada zaman Bupati Misbach dengan merenovasi pagar, membuatkan tembok bertuliskan Sumedang Tandang dan membangun arena bermain anak-anak dengan harapan alun-alun sebagai pusat kota dapat dinikmati oleh warganya terutama anak-anak.

Nyatanya, hampir selama 10 tahun ini, tidak pernah diadakan renovasi atau perbaikan terhadap semua fasilitas alun-alun hingga beberapa pohon roboh atau tumbang karena angin yang juga tidak dilakukan pemangkasan secara berkala, arena bermain rusak hingga sangat berbahaya bagi anak-anak, dan beberapa fasilitas seperti kantin, taman, air mancur, dan tempat refleksi kaki dibiarkan rusak.

Agus menambahkan, pertengahan tahun 2011, Pemkab Sumedang pernah membuat konsep penataan alun-alun yang akan ditata dengan konsep pariwisata dengan dana Rp2,5 miliar dari APBB provinsi dan kabupaten. Targetnya, alun-alun saat itu akan ditata di wilayah gazebo dengan dilengkapi sebuah monitor layar sentuh berisi penjelasan dan informasi tentang pariwisata Sumedang.

Dana yang direncanakan akan turun pada 2012 tersebut ternyata sampai sekarang tidak pernah ada. Hingga, Alun-laun Sumedang tidak pernah ditata atau direnovasi lagi.

Agus menyebutkan, tahun ini BLHD akan mendapatkan alokasi dana penataan alun-alun sebesar Rp125 juta dari APBD Sumedang. Dana ini akan dicukupkan untuk berbagai keperluan terutama dalam penataan PKL. “Meskipun dananya sedikit tidak mencapai miliaran, tapi tahun ini sudah akan ada aksi untuk menata alun-alun,” kata Agus.

Sumber : http://m.inilahkoran.com/read/detail/1970942/sumedang-fokus-benahi-ruang-terbuka-hijau