Jawa Barat Tidak Bisa Mencetak Sawah Baru
Sumedang - Pencetakan sawah baru yang saat ini
digembor-gemborkan menjadi program pertanian di pemerintahan kota dan
kabupaten, sebenarnya tidak bisa dilakukan di lahan Jawa Barat.
Pasalnya, di Jawa Barat tidak ada lahan basah seperti rawa dan hutan
yang merupakan lahan paling gampang dan mudah untuk dicetak menjadi
sawah baru.
Di Jawa Barat, hanya bisa dilakukan konversi lahan kering menjadi sawah alias mengganti fungsi lahan atau ladang yang sudah digunakan untuk perkebunan menjadi fungsi pertanian yaitu ditanami dengan padi.
“Di Jawa barat itu tidak bisa mencetak sawah baru. Yang ada adalah memperluas lahan sawah dengan mengalihfungsikan lahan kering atau ladang baik lahan masyarakat maupun lahan negara dan swasta melalui inovasi pengairan atau pembangunan saranan pengairan permanen,” kata Akademisi dari Fakultas Pertanian Unpad, Iwan Setiawan, Senin (29/4/2013).
Menurut dosen sosiologi dan penyuluhan ini, hutan di luar pulau Jawa masih memungkinkan untuk beralih fungsi menjadi sawah. Tapi di Jawa Barat, mengalihfungsikan hutan sama saja dengan buhun diri.
“Hutan di Jabar jangan dialihfungsikan, bunuh diri kalau begitu. Bahaya kalau itu dilakukan, yang ada kita harus memperluas lahan sawah untuk ketahanan pangan,” kata Iwan.
Mengolah sawah memang membutuhkan pengairan yang stabil, tidak hanya bisa mengandalkan hujan. Sementara lahan atau ladang yang ada sebagian besar merupakan sawah tadah hujan. Dalam upaya membuat sawah baru atau memperluas lahan sawah, pemerintah harus membuat lahan tersebut mendapat pasokan air dengan stabil tidak lagi hanya mengandalkan hujan.
“Kalau sudah ada airnya, maka tinggal membuat pematang sawah untuk menampung air,” kata Iwan.
Untuk menambah areal pesawahan, tidak butuh banyak waktu dengan mengubah ladang menjadi sawah selama sudah tersedia air. Apalagi jika lahan sebelumnya merupakan lahan produktif yang secara reguler ditanami tanaman apapun.
Mencetak sawah baru lebih sulit daripada memperluas lahan sawah dengan mengalihfunsikan ladang menjadi sawah. Di Riau, menurut pengalaman Iwan, tingkat keberhasilannya hanya 15-25 persen saja. Akan tetapi, tingkat keberhasilan ini bisa lebih tinggi di Jawa Barat dengan sistem irigasi yang baik.
Sumber : http://www.inilahkoran.com/read/detail/1983707/jawa-barat-tidak-bisa-mencetak-sawah-baru
Di Jawa Barat, hanya bisa dilakukan konversi lahan kering menjadi sawah alias mengganti fungsi lahan atau ladang yang sudah digunakan untuk perkebunan menjadi fungsi pertanian yaitu ditanami dengan padi.
“Di Jawa barat itu tidak bisa mencetak sawah baru. Yang ada adalah memperluas lahan sawah dengan mengalihfungsikan lahan kering atau ladang baik lahan masyarakat maupun lahan negara dan swasta melalui inovasi pengairan atau pembangunan saranan pengairan permanen,” kata Akademisi dari Fakultas Pertanian Unpad, Iwan Setiawan, Senin (29/4/2013).
Menurut dosen sosiologi dan penyuluhan ini, hutan di luar pulau Jawa masih memungkinkan untuk beralih fungsi menjadi sawah. Tapi di Jawa Barat, mengalihfungsikan hutan sama saja dengan buhun diri.
“Hutan di Jabar jangan dialihfungsikan, bunuh diri kalau begitu. Bahaya kalau itu dilakukan, yang ada kita harus memperluas lahan sawah untuk ketahanan pangan,” kata Iwan.
Mengolah sawah memang membutuhkan pengairan yang stabil, tidak hanya bisa mengandalkan hujan. Sementara lahan atau ladang yang ada sebagian besar merupakan sawah tadah hujan. Dalam upaya membuat sawah baru atau memperluas lahan sawah, pemerintah harus membuat lahan tersebut mendapat pasokan air dengan stabil tidak lagi hanya mengandalkan hujan.
“Kalau sudah ada airnya, maka tinggal membuat pematang sawah untuk menampung air,” kata Iwan.
Untuk menambah areal pesawahan, tidak butuh banyak waktu dengan mengubah ladang menjadi sawah selama sudah tersedia air. Apalagi jika lahan sebelumnya merupakan lahan produktif yang secara reguler ditanami tanaman apapun.
Mencetak sawah baru lebih sulit daripada memperluas lahan sawah dengan mengalihfunsikan ladang menjadi sawah. Di Riau, menurut pengalaman Iwan, tingkat keberhasilannya hanya 15-25 persen saja. Akan tetapi, tingkat keberhasilan ini bisa lebih tinggi di Jawa Barat dengan sistem irigasi yang baik.
Sumber : http://www.inilahkoran.com/read/detail/1983707/jawa-barat-tidak-bisa-mencetak-sawah-baru