Siswa Kelas 5 SD Rawat Bapak dan Dua Kakaknya yang Lumpuh
Ridwan
jarang mengisi perutnya lebih dulu. Ia lebih sering segera pergi ke
rumah pemilik warung tak jauh dari rumahnya untuk mengambil barang
dagangan yang akan dijualnya meniti undakan jalan yang curam dan
berbukit.
"Saya jualan seperti ini sejak kelas tiga SD,” kata
Ridwan saat ditemui di rumahnya di RT 1 RW 6, Kampung Bojongloa, Desa
Girimukti, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Jumat (16/1/2015).
Setiap
hari ia baru pulang ke rumah sekitar pukul 15.00 WIB dengan membawa
uang hasil jualan keliling. Besaran uang yang dibawa pulang tergantung,
bisa Rp 5 ribu sampai Rp 8 ribu. Uang ini dipakai untuk kebutuhan
sehari-hari.
Hari itu Ridwan sedang berkumpul dengan bapak dan
kedua kakaknya. Kedua kaki bapak dan kedua kakaknya lumpuh. Ridwan harus
membantu mereka berdiri untuk berjalan sambil tangannya berpegangan ke
dinding rumah semi permanen.
Untuk membantu bergerak ke dapur dari
ruang tengah, ke kamar mandi atau ke luar rumah, warga sekitar
membuatkan pegangan dari batang-batang bambu.
Setiap hari ia baru
pulang ke rumah sekitar pukul 15.00 WIB karena harus berjualan makanan
kecil dulu. Setelah itu, Ridwan merawat bapak dan kedua kakaknya.
Pekerjaan
mengangkat dan membobong bapak dan kedua kakaknya supaya bisa berdiri
harus dilakukan Ridwan yang berbadan kekar ini. Dengan gerakan yang
terbatas, kadang kedua kakaknya ikut membantu membereskan rumah.
Sering
berjualan keliling kampung, membuat Ridwan dikenal warga. Tak sulit
mencari rumah Ridwan ini. Warga di pangkalan ojek jalan Samoja-Padasuka
pasti mengenal rumahnya.
“Anak yang hebat, pulang sekolah jualan
dan menjadi tulang punggung keluarga karena bapak dan kedua kakaknya
lumpuh,” kata Mulyati (25) tetangganya.
Menurutnya, Ridwan
memiliki tiga orang kakak, hanya saja yang dua lumpuh seperti bapaknya.
Sedangkan kakaknya yang lain bekerja di Bandung.
“Kakak yang
bekerja di Bandung ini juga membantu dan mengirim uang setiap bulannya.
Sementara ibunya bekerja juga di Bandung,” kata Mulyati.
Untuk
kebutuhan hidup keluarga sehari-hari, tak jarang warga membantu keluarga
Ridwan. “Kalau ada uang atau makanan atau besar kadang sering diberikan
ke keluarga ini,” katanya.
Adeng (46), bapak Ridwan menderita
lumpuh sejak 17 tahun yang lalu dan sekarang praktis tinggal di rumah
saja. Begitu juga anak tertuanya, Holidin Abadi (24) yang menderita
lumpuh di usia 16 tahun dan adiknya Devi Trisnawati (21) juga lumpuh
sejak enam tahun lalu.
Sementara kakaknya, Sukma Wiguna (18)
harus keluar kota mencari pekerjaan. Begitu juga dengan ibunya, Sartini
(45) yang bekerja di Bandung.
Selain menderita lumpuh, kedua kaki
mereka kaku dan tak bisa digerakkan, sementara gerakan tangan mereka
terbatas. Bahkan bicara mereka menjadi kelu dan tak jelas.
“Awalnya
badan terasa pegal, linu serta kepala pusing dan lama-lama kedua kaki
tak bisa digerakan. Kalau sedang terasa sakit, sekujur badan sakit dan
meriang,” kata mereka.
Menurut Lina (27), keluarga pernah membawa
Adeng sempat dibawa ke dokter sebelum menderita kelumpuhan. "Kata dokter
terserang rematik dan ada saraf yang terganggu," ungkapnya.
Selama
ini Adeng dan kedua anaknya tak pernah diperiksa dari rumah sakit.
"Hanya saja kedua anak saya rencananya akan dibawa ke rumah sakit oleh
Pak RT," kata Adeng yang bicaranya tak jelas dan harus susah payah untuk
berbicara.
Wakapolres Sumedang
Kompol Tri Suryanti menjengguk keluarga ini dan memberikan bantuan
berupa beras, makanan, bingkisan dan uang, Jumat (16/1/2015).
Tri
sempat berbincang-bincang dengan keluarga ini dan memuji Ridwan yang
usianya masih sangat kecil tapi bekerja keras membantu dan merawat bapak
serta kakak-kaknya.
Sumber : http://mobile.tribunnews.com/regional/2015/01/16/perjuangan-anak-sd-bantu-bapak-dan-dua-kakaknya-yang-lumpuh