Pembangunan Infrastruktur Jalan di Sumedang Kota Dinilai tak Komprehensif
Sumedang - Pembangunan infrastruktur jalan di wilayah perkotaan Sumedang, dinilai tidak komprehensif dan fokus.
Terindikasi, sebagian besar pembangunan jalannya tanpa dibarengi
pembuatan drainase (selokan) dan trotoar. Padahal, drainase dan trotoar
menjadi penunjang pembangunan jalan yang berkualitas.
“Pembuatan drainase itu, sangat penting. Kalau jalannya tidak ada
selokan, airnya pasti akan mengalir ke badan jalan apalagi sampai
menggenang. Ketika itu terjadi, sebagus apapun pembangunan dan
pemeliharaan jalannya, tak lama pasti akan rusak lagi. Nah, tingginya
kerusakan jalan di wilayah perkotaan Sumedang, salah satu penyebabnya
karena ketiadaan drainase,” ujar Anggota Komisi D DPRD Kab. Sumedang,
Ermi Triadji saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (12/4).
Ia menuturkan, selama ini pembangunan maupun pemeliharaan jalan di
Kab. Sumedang, khususnya di wilayah perkotaan Sumedang, tanpa dibarengi
pembuatan drainase dan trotoar.
Pembangunan dan pemeliharaannya, hanya sebatas melakukan penambalan
dan pengaspalan saja. Tak pelak, ketika hujan besar, banjir cileuncang
menggenangi badan jalan hingga mempercepat kerusakannya. Misalnya,
kerusakan di Jalan Kutamaya dan Serma Muchtar.
“Contoh lainnya, pembangunan jalan dari dana aspirasi dewan Rp 250
juta, tahun kemarin Dari awal saya sudah minta supaya sekalian
dibuatkan selokan. Ketika dicek, hanya membangun jalan saja. Saat
ditanyakan, cukup menjawab dalam RAB-nya juga tidak ada untuk pembuatan
selokan,” ujarnya.
Menurut dia, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) cenderung membangun dan
memelihara jalan, hanya mengejar kuantitas panjang perbaikan jalannya.
Semestinya, mengejar kualitas meskipun pembangunan jalannya pendek.
“Kalau mengejar kualitas, pembangunan jalannya harus komprehensif.
Tak hanya menambal jalan yang bolong saja, melainkan sekaligus membangun
selokan dan trotoarnya. Biar pendek, asal berkualitas. Ada selokan
untuk mengalirkan air supaya tidak ke badan jalan, termasuk trotoar
untuk pejalan kaki,” tutur Ermi.
Lebih jauh ia menyebutkan, meski diakui pembangunan infrastruktur
jalan di Sumedang terkendala minimnya anggaran, namun anggaran yang
sedikit masih bisa dioptimalkan.
Hal itu, dengan merubah konsep pembangunan jalannya. Dalam RAB
(rencana anggaran biaya), pembangunan jalan harus disatupaketkan dengan
drainase dan trotoar.
“Walaupun anggarannya hanya cukup untuk memperbaiki jalan sepanjang 1
km, tapi bisa sekaligus dengan drainase dan trotoar supaya jalannya
awet. Daripada penambalan 4 km, tapi tidak lama rusak lagi karena
ketiadaan saluran air. Sebelumnya, kami sudah meminta supaya DPU
melakukan perbaikan jalan yang komprehensif dan fokus agar jalannya
berkualitas,” tutur Ermi.
Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/node/230894